TPID Antisipasi Inflasi Paska Vaksinasi
TPID Antisipasi Inflasi
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM - Tim Pengendalian Inflasi Kota Balikpapan menggelar High Level Meeting (HLM) TPID Kota Balikpapan secara virtual dengan tema “Evaluasi Pencapaian Inflasi 2020 dan Penyusunan Langkah Strategis Pengendalian Inflasi 2021”.
HLM TPID Kota Balikpapan dipimpin langsung oleh Walikota Balikpapan, H.M. Rizal Effendy, SE, selaku Ketua TPID Kota Balikpapan dan dihadiri oleh seluruh anggota TPID Kota Balikpapan termasuk Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Sri Darmadi Sudibyo yang juga menjadi narasumber dengan menyampaikan pemaparan perkembangan inflasi tahun 2020 dan potensi risiko inflasi ke depan. Narasumber lainnya adalah Kepala Perum Bulog Kanwil Kaltim & Kaltara, Arrahim K. Kanam dan Koordinator Data dan Informasi BMKG Balikpapan, Mulyono Leonardo.
Dalam sambutannya, Ketua TPID Kota Balikpapan menekankan pentingnya mengantisipasi ketersediaan pasokan dan menjaga stabilitas harga berbagai komoditas pangan yang biasanya mengalami peningkatan permintaan pada momen bulan Ramadhan dan Idul Fitri di tahun 2021.
"Selain itu, dapat menjaga kelancaran distribusi, mengingat adanya kendala cuaca yang dapat menyebabkan pasokan dari daerah sentra produksi di luar Kota Balikpapan," katanya pada Kamis (24/2/2021).
Lebih lanjut, Walikota Balikpapan juga menyampaikan bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan terutama bagi perekonomian di Kota Balikpapan, dampak pandemi COVID-19 yang memengaruhi penurunan daya beli masyarakat.
Oleh karena itu, program vaksinasi dan program pemulihan ekonomi nasional yang digulirkan pemerintah, diharapkan mampu mendorong peningkatan perekonomian di tahun 2021 ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan dalam paparannya menyampaikan perkembangan inflasi Kota Balikpapan yang cenderung melandai di sepanjang tahun 2020. Inflasi Kota Balikpapan pada Desember 2020 tercatat sebesar 0,65% (yoy), lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebesar 1,88% (yoy).
Berdasarkan komoditasnya, rendahnya tekanan inflasi tahun 2020 Kota Balikpapan dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan udara seiring berkurangnya permintaan di tengah pandemi Covid-19. Di sisi lain, apresiasi harga emas perhiasan secara gradual terus mengalami peningkatan yang mendorong inflasi pada tahun 2020.
"Beberapa komoditas bahan makanan seperti ikan-ikanan, telur ayam ras, cabai rawit dan bawang merah turut memengaruhi pergerakan inflasi Kota Balikpapan pada tahun 2020," tuturnya.
Memasuki tahun 2021, TPID Kota Balikpapan mencermati adanya beberapa risiko yang akan mendorong peningkatan inflasi di Kota Balikpapan seiring menguatnya permintaan di era new normal terutama paska vaksinasi dan pemulihan ekonomi nasional. Risiko lain bersumber dari normalisasi tarif angkutan udara, potensi kenaikan komoditas global khususnya CPO dan Kedelai yang akan mendorong kenaikan harga bahan baku minyak goreng maupun harga tempe dan tahu, serta kondisi iklim yang kurang kondusif dengan curah hujan cenderung di atas normal terutama pada bulan Maret hingga Mei 2021.
Ia menambahkan bahwa mempertimbangkan risiko dan tantangan inflasi ke depan, pengendalian inflasi di Kota Balikpapan dilakukan melalui strategi 4K. Yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang efektif.
Sebagai upaya mengantisipasi risiko inflasi ke depan akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut (i) Melakukan pemantauan harga dan stok secara rutin, (ii) Melanjutkan kegiatan urban farming untuk mendorong produksi sayuran, (iii) Mendorong Kerjasama Antar Daerah khususnya komoditas bawang merah dan komoditas pangan strategis lainnya, (iv) Mendorong Digitalisasi Pembayaran pada Pasar Online yang terkoneksi dengan QRIS, serta (v) Melakukan Pengelolaan Ekspektasi Masyarakat melalui Komunikasi yang Efektif ke masyarakat khususnya melalui Program Ulama Peduli Inflasi, talkshow Edukasi Inflasi, video edukasi belanja bijak terutama mendekati Ramadhan dan Lebaran
"TPID Kota Balikpapan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar anggota agar inflasi Kota Balikpapan tahun 2021 tetap terjaga pada level 3% ± 1," ujarnya.