Tri AI, Solusi Indosat Lindungi Pengguna dari Penipuan Digital

IBUKOTAKINI.COM - Sore itu, Muawanah (35), seorang pekerja di Padang, menerima telepon dari nomor tak dikenal. Ia mengira nomor tak dikenal itu adalah partner kerja ataupun pemesan makanan. 

Karena saat itu nomor yang tak dikenal itu, berkali-kali menelopon dikala ia sibuk melayani pelanggan. Ketika ditelpon kembali mengaku sebagai staf bank, menyebut detail transaksi yang terdengar meyakinkan, dan meminta konfirmasi data pribadi. 

“Saya sempat percaya hingga beberapa menit kemudian saldo tabungannya lenyap,” kata Muawanah pada Jumat 15 Agustus 2025. 

Hal ini terjadi pada Juni 2025 lalu, saat ini ia pun menutup nomornya dengan mengganti nomor baru.

Kisah Muawanah mungkin bukanlah kasus tunggal. Saat ini tercatat sebagai penerima panggilan spam terbanyak di Asia Pasifik. Lebih dari 65 persen masyarakat mengalami upaya scam setiap minggu, sementara 39 persen anak muda pernah menjadi korban penipuan daring. 

Angka-angka itu menjadikan penipuan digital bukan lagi gangguan biasa, melainkan epidemi baru yang menggerogoti kepercayaan masyarakat terhadap dunia digital.

Bukan hanya generasi muda, bagi masyarakat ancaman ini lebih mengkhawatirkan. Mereka adalah kelompok yang tumbuh bersama internet, menjadikan gawai sebagai pusat aktivitas belajar, bekerja, hingga bersosialisasi. Namun, paparan ancaman yang berulang tak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga menurunkan rasa percaya diri saat berinteraksi secara daring.

BACA JUGA:

Indosat Luncurkan Fitur AI Anti-Spam dan Scam, Lindungi Pengguna Digital - ibukotakini.com

Di tengah kekhawatiran itu, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mencoba melangkah lebih jauh dari sekadar operator seluler. Melalui brand Tri, Indosat memperkenalkan fitur berbasis kecerdasan artifisial (AI) yang diberi nama Tri AI: Anti Spam/Scam. 

Inovasi ini memanfaatkan teknologi AIvolusi 5G sebuah kombinasi AI dengan jaringan 5G milik Indosat yang menjadi fondasi visi perusahaan untuk bertransformasi menjadi AI-TechCo terdepan di Indonesia.

“Tri selalu memprioritaskan kenyamanan dan keamanan pengalaman digital pelanggan. Dengan Tri AI: Anti Spam/Scam, anak muda bisa bebas bereksplorasi, berkarya, dan menjelajah dunia online dengan percaya diri,” kata Bilal Kazmi, Director & Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison pada Kamis 14 Agustus 2025.

Pernyataan Kazmi bukan jargon belaka. Ia mengatakan strategi Indosat untuk menjawab keresahan publik sekaligus memperkuat kepercayaan, modal utama bagi pertumbuhan ekonomi digital.

Teknologi Warna, Edukasi Visual

Fitur Tri AI: Anti Spam/Scam dirancang sederhana tapi efektif. Panggilan telepon ditandai dengan kategori warna:

• Hijau toska: “Tri: Nomor Aman”
• Kuning: “Tri: Nomor Tak Dikenal” (indikasi spam)
• Merah: “Tri: Nomor Berisiko” (indikasi scam)

Untuk pesan singkat (SMS) yang mencurigakan, sistem akan otomatis memberi peringatan. Dengan demikian, pengguna bisa segera menghindari jebakan.

Indosat menawarkan dua tingkatan perlindungan. Basic aktif otomatis bagi semua pengguna Tri yang memiliki paket data. Sedangkan Plus+, dengan harga mulai Rp50.000, menyediakan perlindungan lebih lengkap: tampilan peringatan SMS yang lebih jelas, pop-up notifikasi telepon dengan kategori warna, hingga rangkuman riwayat panggilan di aplikasi bima+.

“Fitur ini bukan hanya alat proteksi, tapi juga medium edukasi. Dengan sistem warna yang mudah dipahami, pengguna terutama anak muda belajar mengenali potensi ancaman secara instan,” ujarnya. 

Peluncuran Tri AI: Anti Spam/Scam menegaskan pergeseran posisi Tri. Ia bukan lagi sekadar penyedia layanan komunikasi, tapi mitra digital yang peduli pada keselamatan penggunanya. Narasi ini konsisten dengan strategi Indosat sebagai AI-TechCo: perusahaan telekomunikasi yang mengedepankan solusi digital terintegrasi.

Bagi generasi muda, pendekatan ini terasa relevan. Mereka menginginkan produk yang hemat, jaringan yang cepat, tapi juga aman. 

“Dengan mengusung tema #JadiLebihHebat, Tri berusaha memosisikan diri sebagai brand yang tak hanya menjual koneksi, tapi juga membangun rasa percaya diri dalam menjelajah dunia digital,” pungkasnya. ***