Tuah QRIS di Desa Batuah
- QRIS berkembang pesat di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Ekbis
Bank Indonesia terus memperluas edukasi pembayaran nontunai. Program tersebut tak hanya fokus pada transaksi masyarakat, melainkan juga transaksi di lingkungan pemerintah daerah. Di kawasan perkotaan, transaksi nontunai berkembang pesat. Bagaimana dengan wilayah perdesaan? Apakah masyarakat desa sudah mengenal mengenal QRIS?
IBUKOTAKINI.COM – Bagi masyarakat Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, kehadiran QRIS merupakan sebuah berkah. Selain memudahkan dan bertransaksi, sistem pembayaran digital ini juga menguntungkan. Hal ini diakui pedagang sembako dan pulsa DB Cell, Hamzah.
Warta RT 09 ini mengakui sejak melayani pembayaran melalui QRIS, omzetnya terus meningkat. Hal ini, menurut Hamzah, karena memudahkan konsumennya melakukan pembayaran.
“Pembeli senang karena mereka tinggal buka hape. Buat saya juga praktis karena tak perlu menyiapkan uang recehan buat angsul (uang kembalian),” ujarnya.
Toko milik Hamzah berada di tepi jalan poros Samarinda – Balikpapan. Tepatnya di kilometer 23 Kecamatan Loa Janan. Rata-rata pembeli di toko milik Hamzah adalah pengendara menuju arah Samarinda.
“Beli minum bayar pakai QRIS gini lebih mudah, praktis. Saya nggak perlu nunggu uang kembalian,” kata Andi Ravsanjani, pelintas yang membeli sejumlah cemilan bekal di perjalanan.
Hamzah menambahkan, penggunaan QRIS membuat pengelolaan keuangannya lebih rapi.
“Dalam pencatatan keuangan juga lebih mudah. Jumlah transaksi perhari bisa saya pantau. Jadinya kita tahu barang mana yang paling laku, sehingga saya tahu kapan harus menambah stok lagi,” kata Hamzah. Menurut dia, semenjak menggunakan QRIS Oktober 2023, omzetnya terus menanjak. Bahkan pernah menyentuh Rp10 juta dalam sehari.
Sebagai merchant yang baru menggunakan QRIS, ia terus berharap dukungan jaringan internet, serta edukasi kepada masyarakat. “Kalau internet semakin lancar, warga tahu manfaatnya, maka bisa semakin besar,” kata dia.
Ia juga tak segan memberikan informasi kepada para tetangga maupun pelanggan untuk menggunakan QRIS. “Saya kasih tahu aplikasinya dan cara menggunakannya.” tukasnya. Melihat semakin banyaknya warga sekitar yang tertarik menggunakan QRIS, Hamzah rela memasang WiFi yang memudahkan bertransaksi.
Desa Digital
Desa Batuah merupakan salah satu desa yang masuk dalam nominasi Desa BRILiaN. Sebuah program yang diselenggarakan Bank BRI untuk perekonomian melalui digitalisasi desa.
Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid, mengatakan penggunaan transaksi nontunai di desanya terus digalakkan. “Dalam berbagai kesempatan, kami selalu memberikan edukasi kepada masyarakat, para pelaku usaha untuk menggunakan system transaksi nontunai. Bahkan termasuk pada layanan BUMDes,” kata Rasyid.
BUMDes yang sudah menggunakan pembayaran digital antara lain pembayaran layanan air bersih pelanggan sambungan Penyediaan Saluran Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Pembayaran iuran sampah, maupun transaksi pembelian produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di pojok UMKM.
“Transaksi nontunai juga membuka lapangan usaha baru bagi warga kami, seperti hadirnya agen-agen BRIink, toko-toko pulsa dan lain sebagainya,” imbuh Rasyid. Namun menurut Rasyid, transaksi nontunai meningkatkan keamanan.
“Karena semakin banyak warga menggunakan uang elektronik, kita bisa mencegah peredaran uang palsu. Karena itu kami berharap semakin banyak masyarakat dan pelaku usaha menggunakan pembayaran digital,” terangnya.
Selain warung kelontongan, Rasyid mencatat merchant pengguna QRIS terus bertambah. Antara lain kawasan wisata Emastri Park, BUMDes Batuah Prima Mandiri, sampai rumah ibadah dan lembaga desa.
PERKEMBANGAN QRIS
Sementara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan mencatat berbagai kemudahan dalam system pembayaran digital QRIS.
Analis Yunior Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan Pengelolaan Uang Rupiah (SP-PUR), Anantama Kurnia Buana menjelaskan, melalui QRIS, pembayaran menjadi cepat, mudah, murah, aman, dan handal (CEMUMUAH) karena cukup satu QR dapat di scan oleh banyak aplikasi Perusahaan Jasa Pembayaran (PJP).
“Saat ini QRIS memiliki batas nominal per transaksi sebesar Rp10 juta per transaksi,” kata Anantama dalam Sosialisasi Perluasan Sistem Pembayaran Nontunai QRIS Jelajah Indonesia 2024 di Auditorium Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, baru-baru ini.
Bank Indonesia menargetkan pengguna baru dan transaksi QRIS Tahun 2023 sebanyak 45 juta pengguna baru QRIS dan 1 miliar transaksi QRIS secara nasional.
“Capaian secara nasional di tahun 2023 adalah sebanyak 45,48 juta pengguna QRIS. Jumlah ini ada penambahan 17 juta pengguna baru di tahun 2023, serta 2,131 miliar volume transaksi QRIS,” terangnya.
Sedangkan target pengguna baru tahun 2024 dengan volume transaksi tahun 2024 berjumlah 55 juta pengguna baru QRIS secara nasional.
“Di tahun 2024 Bank Indonesia menargetkan 2,5 miliar transaksi QRIS secara nasional. Dan provinsi Kalimantan Timur memiliki target 65 ribu pengguna baru di tahun 2024,” sebutnya.
Sementara itu, KPw BI Balikpapan memiliki target 10,5 juta transaksi di tahun 2024. “Jumlah itu meliputi wilayah Balikpapan, Paser dan Penajam Paser Utara (PPU),” tutur Anantama.
Saat ini QRIS memiliki berbagai fitur. Yang mana kelengkapan fitur ini memudahkan costumer maupun merchant. ***