Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, Ramadhani
Kabar Ibu Kota

Usulkan Beasiswa untuk Tambal Kekurangan Nakes RS Pratama Muara Bengkal

  • IBUKOTAKINI.COM - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, Ramadhani mengusulkan pemberian beasiswa kedokteran sebagai upaya menutup kekurangan tenaga kesehatan.
Kabar Ibu Kota
Is Wahyudi

Is Wahyudi

Author

KUTAI TIMUR, IBUKOTAKINI.COM - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, Ramadhani mengusulkan pemberian beasiswa kedokteran sebagai upaya menutup kekurangan tenaga kesehatan. 

Isu ini menguat seiring kondisi Rumah Sakit Pratama Muara Bengkal yang belum dapat beroperasi akibat minimnya tenaga dokter.  Dalam rapat bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim untuk membahas kekurangan tenaga kesehatan di RS Muara Bengkal, Ramadhani mengusulkan sejumlah alternatif.

Sebagai wakil rakyat yang duduk di Komisi D membidangi Kesejahteraan Rakyat dimana salah satunya kesehatan, Ramadhani mempertimbangkan beberapa solusi yang dapat membantu mengatasi masalah Nakes.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kutim 1 itu menyampaikan, bahwa ada ratusan bahkan ribuan putra-putri Kabupaten Kutai Timur yang mengejar pendidikan kedokteran di luar daerah, seperti Malang, Bandung, dan tempat lainnya. 

Ia juga berpendapat, bahwa harusnya pemerintah memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa asal Kutim, tanpa memandang kemampuan finansial. Dengan syarat bahwa setelah lulus harus mengabdi di Kutai Timur.

BACA JUGA:

"Tapi dengan catatan, mereka harus mengabdikan diri untuk wilayah Kutai Timur selama beberapa tahun, misal 5 sampai 10 tahun," ujarnya saat ditemui awak media Korsa.Id, Kamis (19/10/2023) .

Menurutnya, Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur hal ini perlu segera dibuat agar tidak ada lagi kekosongan tenaga kesehatan di RS Pratama Muara Bengkal.

"Hal ini penting karena fasilitas medis mungkin ada, tetapi kekurangan sumber daya manusia menjadi hambatan yang signifikan," jelasnya. 

Anggota komisi D itu juga menekankan, bahwa aturan tersebut harus mencakup ketentuan agar dokter yang menerima beasiswa dari Kutai Timur setelah lulus tidak dapat pergi begitu saja.

"Kami tidak ingin melihat dokter-dokter yang hanya ingin memanfaatkan beasiswa Kutai Timur untuk kemudian pergi begitu lulus. Yang terpenting adalah kontribusi jangka panjang mereka bagi wilayah asalnya," bebernya. 

Lebih lanjut, ia juga menyadari bahwa implementasi saran ini bergantung pada kebijakan pemerintah. 

"Bahwa upayanya untuk memastikan ketersediaan tenaga medis di wilayah Muara Bengkal akan mendapatkan dukungan dan perhatian yang tepat (dari Pemerintah)," harapnya. (Adv)