Vaksinasi DBD Massal Dilaksanakan di SDIT Al Auliya 2
Daerah

Vaksinasi DBD Massal Dilaksanakan di SDIT Al Auliya 2

  • BALIKPAPAN - Kota Balikpapan sebagai tempat pertama pelaksanaan vaksinasi Demam Berdarah (DBD) secara massal di Provinsi Kalimantan Timur
Daerah
Niken Sulastri

Niken Sulastri

Author

BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Kota Balikpapan sebagai tempat pertama pelaksanaan vaksinasi Demam Berdarah (DBD) secara massal di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan di Indonesia. Bahkan, di dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Jaya Mualimin mengatakan vaksinasi DBD secara masal ini sudah berlangsung mulai bulan Desember 2023. Kegiatan ini terdengar hingga dunia, sehingga tim dari BBC London datang ke Kota Balikpapan untuk meliput langsung kegiatan ini.

"Mereka mendengar berita di Balikpapan ini ada program vaksinasi massal DBD sebagai pilot project. Hanya di Kota Balikpapan dilakukan secara masal. Ini pertama kali di Indonesia dan dunia," jelas Jaya Mualimin.

Vaksinasi DBD menyasar Kota Balikpapan, dikarenakan Balikpapan mempunyai kasus DBD paling tinggi di Kaltim. "Setiap tahun selalu meningkat dan kematian juga banyak di Balikpapan, sehingga diprioritaskan disini," ucapnya disela-sela peninjauannya di SDIT Al Auliya 2 pada Selasa 6 Februari 2024.

Di samping itu, Kabupaten Kota lain di Provinsi Kaltim belum ada yang meminta vaksinasi DBD ini. "Kalau di tempat lain mereka belum mau. Kita minta ke mana dulu, tidak ada yang meminta. Balikpapan duluan yang minta," terangnya.

Balikpapan sudah siap untuk mendatangkan vaksin yang baru dari biofarma dengan menyiapkan gudang vaksin. 

"Maka kita lakukan di sini dan kematian yang banyak juga di Balikpapan," katanya.

BACA JUGA:

Di Balikpapan kasus DBD itu sekitar lebih dari 40 persen dari kasus yang ada di Provinsi Kaltim. Tahun lalu sekitar 5.800 kasus DBD Se Kaltim dan Balikpapan hampir 1.500 kasus. "Jadi sekitar 30 persen," ungkapnya.

Namun, adanya vaksin ini kasus DBD di Kota Balikpapan mulai menurun, walaupun baru dosis pertama yang dilakukan, sedangkan untuk dosis kedua akan dilakukan di bulan Maret 2024. Hingga saat ini, vaksinasi sudah mencapai 75 persen dari 9000 lebih anak yang dilakukan vaksinasi. "Sasaran kita anak-anak, karena melihat tren kasus anak yang meninggal usia 5-14 tahun, maka kita lakukan pada anak-anak," jelasnya.

Kasus DBD itu tidak pernah turun kalau pun turun tingkat kesakitannya masih tinggi masih diatas 10 per 100 ribu penduduk. Rata-rata masih di atas 50 per 100 ribu penduduk. Malah ditahun ketika kasus tinggi di atas 300 per 100 ribu penduduk. 

"Kita lakukan di Balikpapan karena ini adalah etalase nasional, ada IKN disini maka kita ingin penyakit dapat dilakukan pengendalian," ujarnya.

Sebenarnya vaksinasi ini sudah ada tetapi belum menjadi program nasional, yang masuk program nasional itu masih 14 vaksin saja. 

"Kita lakukan evaluasi rata-rata mereka vaksinasi mandiri. Kan mahal sekali vaksinasi sebesar Rp 1 juta, kalau dua kali suntik Rp 2 juta. Kalau ini kan tidak bayar kita sediakan vaksinnya," pungkasnya.(*)