Ilustrasi : Stop Kekerasan anak
Penajam

Wabup PPU Tegaskan Tak Ada Lagi Air Mata Anak

  • Langkah ini mencerminkan sinergi lintas daerah dalam menangani kasus kekerasan terhadap anak, sekaligus memperkuat komitmen PPU dalam membangun sistem perlindungan perempuan dan anak
Penajam
Is Wahyudi

Is Wahyudi

Author

IBUKOTAKINI.COM – Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Abdul Waris Muin, menegaskan komitmen kuat Pemerintah Kabupaten PPU dalam melindungi hak dan kesejahteraan anak, khususnya dalam kasus yang melibatkan anak berinisial M.S.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam mediasi daring yang difasilitasi oleh UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Provinsi Kalimantan Timur melalui Zoom Meeting, Kamis (17/7/2025), bertempat di Balai Kantor DP3AP2KB PPU.

Anak korban, M.S., saat ini berada bersama ibu kandungnya di wilayah PPU. Mediasi ini bertujuan memperkuat proses pemulihan korban baik secara fisik, psikis, maupun emosional, serta menjembatani komunikasi dengan sang ayah yang berdomisili di Sulawesi Selatan.

Wabup Waris secara langsung menyatakan kesiapannya memfasilitasi pertemuan antara M.S. dan ayah kandungnya, namun dengan satu syarat: perubahan sikap.

BACA JUGA:

BPBD PPU Siaga Total Hadapi Bencana - ibukotakini.com

“Kami siap bantu pertemuan bapak dengan anak. Tapi saya minta bapak berubah. Jangan ulangi perilaku yang menyakiti anak. Jadilah sosok ayah yang bisa jadi panutan. Tak boleh lagi ada air mata anak-anak PPU karena masalah seperti ini,” ucap Waris lantang.

Ia juga membuka peluang bagi sang ayah untuk berkunjung ke Penajam di kemudian hari, asalkan menunjukkan sikap positif dan layak sebagai orang tua. Waris menegaskan, prioritas utama Pemkab PPU adalah keselamatan dan kebahagiaan anak.

Mediasi ini turut dihadiri pihak terkait dari Sulawesi Selatan, termasuk Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setempat, yang menyatakan kesiapannya untuk ikut mendampingi pemulihan lanjutan.

Langkah ini mencerminkan sinergi lintas daerah dalam menangani kasus kekerasan terhadap anak, sekaligus memperkuat komitmen PPU dalam membangun sistem perlindungan perempuan dan anak yang adil, manusiawi, dan berpihak pada korban.

“PPU ingin jadi rumah aman bagi seluruh anak. Kita ingin mereka tumbuh dalam pelukan cinta, bukan trauma,” pungkas Waris. (Adv/Diskominfo)