
Waspada Cuaca Ekstrem, BMKG Ingatkan Potensi Banjir dan Longsor di Kaltim
- BMKG mengimbau warga di wilayah rawan banjir dan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM - Masyarakat Kalimantan Timur diminta untuk tidak lengah. Meski musim kemarau diperkirakan mulai akhir Juni, hujan intensitas sedang hingga lebat masih terus menghantui sejumlah wilayah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balikpapan memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, longsor, hingga banjir rob akibat kombinasi curah hujan tinggi dan pasang air laut.
“Kaltim saat ini dalam masa transisi dari musim hujan ke kemarau. Namun, hujan masih berpotensi terjadi secara merata dan berdurasi panjang,” tutur Kepala BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, Selasa (27/5/2025).
Ia menjelaskan, hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir merupakan ciri khas peralihan musim, didorong oleh adanya pertemuan angin (konvergensi) yang memicu pembentukan awan hujan secara masif di wilayah Kalimantan Timur.
Dinamika atmosfer saat ini turut memperpanjang durasi hujan di banyak wilayah, termasuk Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara. Hujan yang terjadi merata, meski tidak setiap hari lebat, tetap membawa potensi bencana yang serius.
BACA JUGA:
Bendali Ampal Mulai Redam Banjir, Warga Balikpapan Rasakan Dampaknya - ibukotakini.com
Tak hanya hujan, BMKG juga mencatat adanya peningkatan muka air laut yang mencapai 2,4 meter sejak kemarin. Ketinggian tersebut diprediksi akan terus naik dan mencapai puncaknya pada Rabu (28/5) dengan ketinggian hingga 2,7 meter, terutama di wilayah pesisir dan Sungai Mahakam.
“Kondisi ini berpotensi menyebabkan banjir rob di kawasan pesisir serta memperparah genangan di wilayah-wilayah rawan banjir,” tambah Kukuh.
BMKG mengimbau warga di wilayah rawan banjir dan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan, mengikuti perkembangan informasi cuaca dari kanal resmi BMKG, dan bersiap menghadapi kemungkinan bencana.
“Kami minta masyarakat tidak meremehkan cuaca yang tampaknya biasa saja. Hujan lokal intens dan pasang air laut bisa menjadi kombinasi berbahaya,” tegasnya. ***