Wakil Wali Kota Balikpapan dialog bersama dengan pengurus MUI
Kabar Ibu Kota

Wawali Rahmad Mas'ud Dialog Bersama MUI

  • Wawali Dialog Bersama MUI Balikpapan

Kabar Ibu Kota
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM - Tak lama masa kampanye bagi pasangan calon Wali Kota Wakil Wali Kota akan berlangsung. Bagi calon yang masih menjabat sebagai Kepala Daerah harus cuti untuk melaksanakan kampanye. 

Calon Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud yang diusung 8 partai politik dan 1 partai pendukung haru cuti masa kerjanya selama dua bulan. 

Sebelum cuti, Wakil Wali Kota Rahmad Mas'ud melakukan dialog dengan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Jumat sore (26/9/2020).

Dalam kesempatan tersebut Rahmad berdialog dengan pengurus MUI Kota Balikpapan dan membahas tentang kiat menjaga kondusivitas kota.

“Intinya kita silaturahim dan berdialog bagaimana menjaga kondusivitas kota. Yang mana ini bagian program pemerintah untuk tetap menjaga kondusivitas kota yang nyaman dihuni menuju madinatul iman,” kata Rahmad usai pertemuan Jumat sore (25/9/2020).

Rahmad Masud mengatakan, kunjungannya ke sekretariat MUI bukan lah kampanye, mengingat dirinya merupakan kandidat bakal calon kepada daerah kota Balikpapan. Ia mengatakan dirinya baru akan berkampanye setelah menerima izin cuti sebagai wakil wali kota Balikpapan.

Sekretaris MUI Kota Balikpapan H. M. Djailani mengatakan konsep Balikpapan Madinatul Iman sudah sepatutnya diperkuat dengan mendapat dukungan penuh dari pemerintah kota.

“Kita dialog disini ya tentang bagaimana penguatan konsep madinatul iman. Karena ini harus tetap dilestarikan sesuai misi kota ini. Beliau disini kapasitasnya sebagai pemerintah,” kata Djailani menekankan.

Pada kesempatan itu, Djailani juga menyampaikan harapan agar pemerintah kota memberi perhatian lebih kepada guru-guru pengajar di TK/ TPA Al-Quran. Ia mengatakan selain memiliki pemahaman tentang Al-Quran, peengajar tersebut juga diberi penguatan mengenai wawasan kebangsaan. Kata Djailani, hal tersebut untuk menghindari pemahaman keliru dalam ilmu kebangsaan dan juga berkaitan dengan ilmu agama.

“Jadi ustad bukan semata sertifikasi ulama, tetapi juga penguatan wawasan kebangsaan pada ustad ustadzah. Intinya jadikan mereka ini intelektual agama dan ulama yang berintelektual,” ujar Djailani.