Workshop Pemerhati Anak di Balikpapan: Menuju Kota Layak Anak
Balikpapan

Workshop Pemerhati Anak di Balikpapan: Menuju Kota Layak Anak

  • Kendala yang selama ini dihadapi bahwa Balikpapan sebagai kota layak anak seharusnya tidak ada kasus. Padahal adanya kasus ini justru membuktikan bahwa edukasi yang selama ini disampaikan kepada masyarakat dapat membuka pemikiran masyarakat, yang sebelumnya ditutupi tetapi saat ini menjadi terbuka.
Balikpapan
Niken Sulastri

Niken Sulastri

Author

BALIKPAPAN - Semua Pemerhati Anak di Kota Balikpapan berkumpul untuk berdiskusi bersama, yang dikemas dalam bentuk workshop. 

"Kita sharing, hal apa yang menjadi kendala bagi mereka, hal apa yang menjadi kasus, kasus mana yang tersulit. Kita saling memberikan masukan. Ini akan menjadi sebuah rumusan, yang akan menjadi rencana tindak lanjut dari pertemuan ini untuk pemerintah kota," jelas Plt Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Umar Adi kepada media disela-sela kegiatan, di Hotel Tiga Mustika Balikpapan, pada Rabu, 17 Juli 2024.

Umar mengatakan rumusan ini juga akan ditindaklanjuti oleh Yayasan Bina Sejahtera Indonesia (Bahtera), selaku narasumber pada workshop ini. 

"Kami juga titipkan rencana tindak lanjut untuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Balikpapan kedepannya sebagai kota layak anak," terangnya.

Apalagi Kota Balikpapan sebagai Kota Penyangga Ibu Kota Nusantara harus banyaknya persiapan mengenai keamanan, kenyamanan anak-anak di Kota Balikpapan. 

"Kegiatan ini setiap tahun dilakukan, sebagai evaluasi yang sudah dilakukan dan akan dilakukan," katanya.

BACA JUGA:

Kenaikan kasus ini dikarenakan Balikpapan itu sudah ada edukasi kepada masyarakat. Kalau sebelumnya pelecehan itu adalah aib, akan tetapi saat ini masyarakat mengenalnya itu adalah unsur pidana, maka masyarakat melaporkan dan terdapat sangsi hukum.

"Jadi bertambahnya tingkat kepercayaan masyarakat Balikpapan terhadap berbagai kasus anak di Balikpapan. Dulu mereka tidak tau melapor kemana, karena diedukasi mereka jadi tau bisa melapor ke UPTD PPA, DP3AKB, PPA Polres, PPA di kelurahan dan RT," ungkapnya.

Hal ini akan menjadi tugas, Balikpapan kedepan seperti apa dan melakukan apa untuk mewujudkan Balikpapan yang ramah anak, Balikpapan sebagai kota yang layak anak. 

"Mudahan bisa menjadi kota layak anak yang paripurna," ujarnya.

Kendala yang selama ini dihadapi bahwa Balikpapan sebagai kota layak anak seharusnya tidak ada kasus. Padahal adanya kasus ini justru membuktikan bahwa edukasi yang selama ini disampaikan kepada masyarakat dapat membuka pemikiran masyarakat, yang sebelumnya ditutupi tetapi saat ini menjadi terbuka. 

Bahkan, pihaknya juga akan memfasilitasi kasus ini hingga tuntas, sehingga membuat masyarakat takut untuk melakukannya. 

"Apapun kasusnya laporkan. Mudahan ini bukan hanya menjadi preventif tetapi kami target itu preantif. Di mana setiap individu mempunyai niat melindungi untuk anak," tukasnya. ***