Gagal Gelar Piala Dunia U-20, Potensi Pertumbuhan Wisata 9% Menguap

Redaksi - Sabtu, 01 April 2023 11:30 WIB - dilihat 26 kali
Gagal Gelar Piala Dunia U-20, Potensi Pertumbuhan Wisata 9% Menguap

JAKARTA, IBUKOTAKINI.COM - Indonesia urung memetik pertumbuhan di sektor pariwisata usai batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Potensi pertumbuhan wisata yang hilang diperkirakan sekitar 9%. Hal itu merujuk penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada edisi sebelumnya di Polandia.

Merujuk data Badan Statistik Polandia, dikutip dari riset Pusat Studi dan Perdagangan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja, penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2019 mampu mengerek jumlah wisatawan lokal maupun mancanegara mencapai 3.280.645 orang pada bulan Mei 2019. Angka itu meningkat sebesar 8,9% dibanding tahum sebelumnya.

Peningkatan yang hampir mencapai dua digit ini tentu luar biasa mengingat waktu efektif perhelatan turnamen hanya sekitar sebulan (Mei-Juni 2019). Potensi loss dari sektor pariwisata bisa semakin besar mengingat Indonesia adalah salah satu negara fanatik sepak bola di dunia. Merujuk data Ipsos, Indonesia adalah negara dengan penggemar sepak bola terbesar di dunia. Proporsi yang menyukai olahraga si kulit bundar mencapai 69%.

Bahkan, bukan tak mungkin pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai berkali-kali lipat seperti halnya Qatar saat menggelar Piala Dunia 2022. Meskipun bukan negara yang dekat dengan sepak bola, Piala Dunia berkontribusi membuat jumlah kunjungan turis ke Qatar pada 2022 mencapai 2,56 juta orang menurut data CEIC. Jumlah itu meningkat empat kali lipat dibanding jumlah turis Qatar pada 2021 yakni 610.000 orang. Sedangkan Brasil yang menggelar Piala Dunia 2014 mengalami peningkatan turis sebesar 10,6%.

BACA JUGA:

Itu baru akomodasinya, belum lagi ketika turis itu berbelanja atau membeli tiket pertandingan. Exco PSSI, Arya Sinulingga, beberapa waktu lalu memperkirakan ada potensi keuntungan triliunan rupiah yang menguap usai batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. “Potensi keuntungan jadi kerugian, bisa jadi triliun. Apalagi di enam kota kan,” ujarnya.

Selain sektor pariwisata, multiplier effect yang hilang yakni peluang masuknya investasi. Kebutuhan untuk meningkatkan ketersediaan akomodasi pariwisata, transportasi, hingga infrastruktur dalam penyelenggaraan kompetisi sejatinya dapat dimanfaatkan untuk bekerja sama dengan investor dari dalam dan luar negeri. Apalagi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, sebelumnya berencana mempromosikan pariwisata Indonesia secara besar-besaran melalui pemasaran digital. ###

Editor: Ferry Cahyanti

RELATED NEWS