Orangutan Kelaparan Diduga di Kaltim Memicu Keprihatinan

Ferry Cahyanti - Sabtu, 04 Maret 2023 10:53 WIB - dilihat 67 kali
Orangutan kelaparan menggendong bayinya di sebuah areal pertambangan di Kaltim

Balikpapan, IBUKOTAKINI.COM – Sebuah rekaman video yang memperlihatkan dua ekor orangutan kelaparan di lokasi yang diduga lahan pertambangan, memantik perhatian luas.

Dalam rekaman sepanjang 24 detik yang dipublikasikan Aida Greenbury, terdengar suara perekam seorang pria dengan aksen Kalimantaan Timur.

“Mau makan apa sudah binatang ini. Mana hutan jauh dari pertambangan lagi,” kata suara pria itu sambil menurunkan kaca mobil.

Orangutan yang terlihat dalam rekaman video itu tampak kurus kering dengan bulu yang sudah rontok. Binatang itu disebut juga tengah menggendong bayinya.

“Kelaparan sudah ini. Sampai-sampai habis bulu, mana ada anak kecilnya lagi. Kasihan benar.. kelaparan sudah itu,” katanya.

Unggahan Aida Greenbury itu memancing komentar banyak pihak.

“Sangat menyedihkan melihat bahwa mengekstraksi mineral lebih diprioritaskan daripada hewan dan alam,” kata Steve Powell pemilik akun Twitter @step2henski.

BACA JUGA:

Video itu juga mendapat tanggapan mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti. Pemilik Susi Air membubuhkan emotikon menangis.

Aida Greenbury adalah pegiat lingkungan yang kini tinggal di Sydney, Australia. Ia kerap menyuarakan tentang perlindungan stawa, perubahan iklim dan isu-isu lingkungan.

Dalam unggahan yang dipublikasikan Sabtu, 4 Maret 2023, Aida Greenbury menyebut peristiwa yang ada di video itu baru beberapa hari terjadi.

“Video orangutan itu baru dibuat 2 hari sebelumnya oleh seorang pekerja tambang di Kalimantan Timur. Ia juga mengunggah (video) tentang tambang di akun TikToknya,” imbuh Aida.

“Kita patut berterima kasih kepadanya karena telah membawa perhatian dunia pada realitas hutan di Indonesia,” tulis Aida.

Ia menambahkan, Indonesia punya aturan untuk melestarikan lingkungan, namun tidak melaksanakan aturan yang dibuat.

“Negara ini memiliki peraturan untuk melestarikan hutan dan nilai konservasi yang tinggi untuk menghindari situasi ini. Mereka hanya tidak dilaksanakan dan ditegakkan,” katanya.

Menueur Aida kalau peraturan untuk melindungi hutan dan area bernilai konservasi tinggi diterapkan, maka hal-hal seperti ini bisa dihindari. “Tapi tidak ada pengawasan dan penegakan hukum dalam hal ini,” jelasnya. ##

Editor: Ferry Cahyanti

RELATED NEWS