IBUKOTAKINI.COM - Mulai 1 Juli 2025, kawasan permukiman, perumahan, perkantoran, dan hotel di Balikpapan tak bisa lagi hanya mengandalkan petugas angkut untuk membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPAS).Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan menetapkan bahwa kawasan-kawasan tersebut wajib mengelola sampahnya secara mandiri, mulai dari memilah hingga mengolah, sebelum residunya dibuang ke TPAS Manggar."Mulai bulan depan, kawasan seperti perumahan, hotel, dan kantor harus memilah dan mengolah sampah secara mandiri. Setelah itu, residunya baru boleh dibuang ke TPAS," terang Kepala DLH Balikpapan Sudirman Djayaleksana, Minggu 29 Juli 2025.Langkah ini merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang menurut Sudirman masih belum maksimal diterapkan di lapangan, meskipun sudah berlaku hampir 17 tahun."Kalau kita hitung, undang-undang ini sudah berlaku sejak 2008. Tapi implementasinya di lapangan masih kurang dari 70 persen," katanya.Agar tidak mendadak dan membuat panik warga atau pengelola kawasan, DLH Balikpapan terlebih dulu akan melakukan sosialisasi sepanjang bulan Juli, sebelum menerapkan aturan ini secara penuh pada Agustus 2025.BACA JUGA:<blockquote><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://ibukotakini.com/read/pesisir-balikpapan-hasilkan-sampah-9-ton-per-hari">Pesisir Balikpapan Hasilkan Sampah 9 Ton per Hari - ibukotakini.com</a></blockquote>"Kita akan mulai dengan sosialisasi dulu selama Juli. Penegakan kewajiban baru dilakukan Agustus," jelasnya.Namun, Sudirman menegaskan, pihaknya tidak akan langsung memberi sanksi bagi kawasan yang belum siap. DLH akan memberi waktu untuk menyiapkan sistem pengelolaan mandiri, termasuk menyiapkan fasilitas pengolahan, petugas kebersihan, hingga edukasi ke warga."Tentunya kita beri waktu. Tidak langsung sanksi. Tapi setelah diberi waktu dan tetap tidak dijalankan, sanksi administratif bisa saja dikenakan," tandasnya.Jenis sanksinya bisa berupa teguran tertulis sampai dengan pembatasan layanan pengangkutan oleh pihak ketiga.Kebijakan ini diambil bukan tanpa alasan. Sudirman menyebut, target pengurangan sampah Balikpapan tahun 2025 adalah 50 persen dari total timbunan harian. Data DLH menunjukkan, hingga pertengahan tahun ini, baru 30 persen atau sekitar 120 ton dari 500 ton sampah harian yang berhasil dikurangi.BACA JUGA:<blockquote><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://ibukotakini.com/read/pantai-manggar-disorot-banyak-biaya-buat-pengunjung">Pantai Manggar Disorot, Banyak Biaya Buat Pengunjung - ibukotakini.com</a></blockquote>"Masih ada pekerjaan rumah sekitar 20 persen lagi. Kalau tidak dari sekarang, kapan lagi?" kata Sudirman.DLH Balikpapan optimistis jika pengelolaan dilakukan langsung di tingkat kawasan, maka beban TPAS bisa berkurang signifikan.Tak hanya itu, DLH juga tengah menjajaki pemanfaatan sampah di TPAS Manggar menjadi energi listrik, yang nantinya bisa digunakan oleh masyarakat."Kalau bisa diolah jadi listrik, tentu ini bisa membantu sekaligus mengurangi volume sampah yang menumpuk," tambah Sudirman.Untuk mendukung target tersebut, Sudirman kembali menekankan pentingnya peran warga, pelaku usaha, dan media dalam menyampaikan informasi dan mengedukasi masyarakat."Kami tidak bisa kerja sendiri. Harus ada sinergi semua pihak. Ini kota kita bersama, maka pengelolaan sampah juga tanggung jawab bersama," tutupnya. ***

Perumahan dan Hotel di Balikpapan Wajib Kelola Sampah Sendiri

WhatsApp Image 2025-06-29 at 14.58.06.jpeg

 IBUKOTAKINI.COM - Mulai 1 Juli 2025, kawasan permukiman, perumahan, perkantoran, dan hotel di Balikpapan tak bisa lagi hanya mengandalkan petugas angkut untuk 