IBUKOTAKINI.COM - Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik meminta kepala daerah yang belum berhasil menurunkan angka stunting tak sembunyi atau malu.Pernyataan Akmal Malik disampaikan saat menghadiri Peringatan Hari &nbsp;Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tingkat Provinsi &nbsp;Kaltim yang dipusatkan di Bontang Mangrove Park, Kota Bontang, Kamis (25/7/2024). &nbsp;Pada kesempatan itu Akmal memenuhi&nbsp; janjinya untuk memberi 'kejutan' dengan mengumumkan penanganan stunting di kabupaten kota.&nbsp;Berbeda dengan umumnya pemberian penghargaan daerah yang berhasil, kali ini Akmal juga mengumumkan daerah&nbsp; dengan percepatan penurunan stunting terendah di&nbsp; Kaltim.&nbsp;&nbsp;Tiga daerah itu adalah tuan rumah Harganas tahun ini&nbsp; yaitu Kota Bontang dengan kenaikan angka prevalensi&nbsp; stunting 6,4, Kabupaten Kutai Timur 4,3 dan Kabupaten&nbsp; Penajam Paser Utara (PPU) 2,8.&nbsp;"Tidak usah&nbsp; bersembunyi. Tak perlu malu. Tugas kita segera lakukan&nbsp; perbaikan," kata Akmal dalam pernyataan resmi.Rendahnya penurunan angka stunting&nbsp; dan meningkatnya prevalensi stunting bisa saja terjadi&nbsp; akibat kesalahan pihak yang melakukan survei.&nbsp;Namun&nbsp; bisa juga terjadi akibat pembangunan di daerah itu tidak&nbsp; berjalan sinergis dalam penanganan stunting.&nbsp;&nbsp;la mengingatkan, jangan sampai acara rutin semacam ini&nbsp; justru membuat daerah jadi jumawa. Karena hanya yang&nbsp; terbaik saja yang diumumkan.&nbsp; "Kenapa tidak yang terendah? Kalau kepala daerah hanya diberikan gula-gula saja (kabar baik), tidak baik. Perlu data pendamping yang kuat. Maka perlu menyiapkan data yang akurat," kritik Akmal.&nbsp; Lebih jauh dijelaskan, meritokrasi ada dua. Reward (penghargaan) dan punishment (sanksi). Selama ini cenderung hanya reward, bukan punishment.&nbsp; "Punishment bisa dilakukan dengan mengumumkan yang terendah agar lebih termotivasi untuk lebih baik," tegasnya.&nbsp; Data akurat tentang kondisi stunting di daerah, menurut Akmal akan mendukung akurasi program tepat sasaran&nbsp; Lanjut Akmal sampaikan, sangat penting bagi daerah memiliki data yang akurat, lengkap dan gampang diakses.&nbsp; "Ini akan memudahkan distribusi anggaran dan SDM agar program tepat sasaran, tegas Akmal.Namun yang pasti kata Akmal, penanganan stunting dan pembangunan keluarga tidak bisa hanya dilakukan oleh BKKBN atau Dinas Kesehatan. Perlu dukungan semua komponen daerah.&nbsp; Sementara Wali Kota Bontang Basri Rase mengaku bangga daerahnya dipercaya menjadi tuan rumah Harganas Tingkat Provinsi Kaltim tahun ini.&nbsp; Dia pun mengaku sangat sependapat dengan Pj Gubernur Akmal Malik untuk mengumumkan tiga peringkat terendah.&nbsp; "Saya tidak tersinggung. Justru ini menjadi pemicu agar kami bisa lebih baik," tegas Basri Rase.&nbsp; Acara juga dirangkai dengan penayangan video launching Sekolah Lansia Werda Lestari yang digagas Pemkot Bontang.&nbsp; Bersamaan juga dilakukan peluncuran Population Clock yang diinisiasi BKKBN Kaltim. Pj Gubernur Akmal Malik juga menyerahkan Penghargaan Kepala Daerah untuk Penurunan Stunting dan Cakupan Pengukuran Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Provinsi Kaltim Tahun 2024. Untuk percepatan penurunan stunting tertinggi diraih oleh Pemkab Kutai Kartanegara dengan angka penurunan 9,5, disusul Kabupaten Paser 2,5 dan Kutai Barat 1,1."Selamat kepada daerah yang sudah menerima &nbsp;penghargaan hari ini. Itu apresiasi atas kinerja yang sudah &nbsp;bapak dan ibu kerjakan," kata Pj Akmal Malik.&nbsp;Sedangkan juara umum Penghargaan Lomba Bangga Kencana Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2024 diraih Kota Balikpapan. *** &nbsp;

Akmal Malik.jpg

Bontang jadi daerah terendah tingkat penurunan stunting di Kaltim.

Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Umumkan Daerah Terendah Tangani Stunting