IBUKOTAKINI.COM - PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) kian dekat menyelesaikan salah satu megaproyek energi terbesar di Indonesia, yakni Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe. Proyek strategis nasional (PSN) ini kini telah mencapai progres 96,8 persen dan mulai bersiap memasuki fase commissioning dan start-up.RDMP Balikpapan bukan proyek biasa. Ia adalah simbol modernisasi kilang minyak Pertamina dirancang untuk meningkatkan kapasitas, kualitas, sekaligus efisiensi pengolahan minyak di tanah air. Saat nanti beroperasi penuh, kilang ini akan menjadi salah satu yang tercanggih di Asia Tenggara.“Proyek RDMP Balikpapan berjalan dalam tiga lingkup utama: Early Works, EPC ISBL–OSBL, dan EPC Lawe-Lawe. Semua dilakukan secara bertahap dan terintegrasi,” jelas Vice President (VP) Legal &amp; Relation PT KPB, Asep Sulaeman, kepada wartawan, Kamis (23/10/2025).Tahap pertama proyek dimulai lewat Early Works, yaitu pekerjaan pendahuluan yang membentuk pondasi megaproyek ini. Ada 16 paket pekerjaan di tahap awal, mulai dari persiapan lahan, pembangunan utilitas sementara, hingga infrastruktur dasar.“Dari total 16 paket, 15 sudah selesai. Sekarang tinggal pekerjaan tambahan berupa modifikasi tangki yang berjalan paralel,” terang Asep.BACA JUGA:<blockquote><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://ibukotakini.com/read/610-paket-makanan-bergizi-dibagikan-kpi-dan-pwp-balikpapan">https://ibukotakini.com/read/610-paket-makanan-bergizi-dibagikan-kpi-dan-pwp-balikpapan</a></blockquote>Sementara pada lingkup EPC ISBL–OSBL, fokus utama ada pada pembangunan 39 unit besar di area kilang: 21 unit proses baru, 13 unit utilitas dan fasilitas pendukung, serta 5 unit revamp dari fasilitas eksisting. Sebagian besar unit utilitas kini bahkan sudah memasuki fase uji peralatan dan awal pengoperasian.Tak hanya memperkuat kapasitas pengolahan, proyek ini juga menyiapkan rantai pasok minyak mentah yang lebih efisien lewat lingkup EPC Lawe-Lawe. Di sini, dibangun dua tangki penyimpanan raksasa berkapasitas masing-masing 1 juta barrel, pipa transfer line onshore–offshore berdiameter 20 inci, unloading line 52 inci, hingga fasilitas Single Point Mooring (SPM) yang mampu melayani kapal berkapasitas 320.000 DWT.Menggarap proyek sebesar ini di tengah operasi kilang yang tetap berjalan bukan perkara mudah.&nbsp;“Tantangan terbesar kami justru di situ bekerja dengan presisi tinggi tanpa mengganggu operasi kilang yang sudah ada,” kata Asep.Meski begitu, komitmen terhadap keselamatan kerja tak pernah ditawar. Seluruh aktivitas konstruksi dijalankan dengan prinsip safety first, mengacu pada Corporate Life Saving Rules (CLSR) dan standar keselamatan internasional.“Kami pastikan setiap pekerjaan dilakukan dengan persiapan matang, karena keselamatan adalah prioritas utama sebelum memasuki tahap uji coba peralatan,” tandas Asep.Dengan progres hampir rampung, RDMP Balikpapan benar-benar berada di garis akhir menuju operasi penuh. Pertamina menargetkan fase start-up dapat dimulai pada akhir tahun 2025.“Ini bukan sekadar proyek energi. RDMP Balikpapan adalah simbol kemandirian energi Indonesia, hasil kerja keras dan karya nyata anak bangsa,” tutup Asep. ***

MAS ADIT.png

Pertamina menargetkan fase start-up dapat dimulai pada akhir tahun 2025

Proyek RDMP Masuki Tahap Akhir Menuju Start-up