&nbsp;
IBUKOTAKINI.COM &ndash; Kondisi sulit dialami para pelaku industri properti di masa pandemi. Termasuk para pengembang perumahan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Ketua Real Estate Indonesia (REI) Balikpapan, Andi Arif Mulya Dwi Hartono mengatakan penjualan rumah memasuki titik nadir sejak pemerintah daerah memberlakukan pengetatan aktivitas.
&ldquo;Sama seperti kebanyakan bisnis yang lain. Nggak jalan,&rdquo; kata Andi Arif. Akibatnya, para pengusaha properti lokal menahan ekspansi. Berkaitan dengan pemberian relaksasi oleh pemerintah, REI menilai skenario yang diharapkan pemerintah sulit terwujud.
&ldquo;Ini karena banyak karyawan dirumahkan, atau tetap bekerja tapi gaji dikurangi. Jadi spending mereka untuk kebutuhan pokok dan ditabung,&rdquo; urainya. Pemerintah menaikkan batasan gaji calon konsumen rumah bersubsidi atau MBR dari Rp 4 juta menjadi Rp 8 juta. Hal itu supaya menggerakkan industri properti.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Timur (Kaltim), Slamet Brotosiswoyo sektor migas, batu bara, dan perkebunan kelapa sawit masih bisa bernapas. Ketiganya berkontribusi besar pada ekonomi Kaltim.
&ldquo;Sementara sektor retail, perumahan, transportasi, dan semacamnya tidak akan tumbuh. Bahkan boleh dikata minus,&rdquo; katanya. Mengantisipasi hal itu, Slamet menyarankan pemerintah mengizinkan beberapa usaha seperti retail di mall dan pasar tetap dibuka. Akan tetapi protokol kesehatan tetap diperketat demi menekan penyabaran virus.
&ldquo;Satu-satunya jalan ya itu. Kalau tidak, mati semua ekonomi dan dampaknya akan lebih parah. Meski minus tidak apa-apa, tapi harus jalan,&rdquo; ucapnya.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim bidang Investasi, Alexander Sumarno mengatakan bahwa tiga sektor utama pertumbuhan, yaitu migas, batu bara dan CPO harus diperhatikan betul pada kuartal kedua ini.
Dari sisi CPO, tidak terlalu berdampak. Dengan beralihnya ke B30, penggunaan di dalam negeri meningkat.&nbsp; Alex melihat migas dan batu bara yang perlu diwaspadai. Harga minyak yang jatuh akan berpengaruh pada gas. Nilai jual gas dihitung dari konversi minyak. Sementara batu bara jangan sampai peminatnya tidak ada. Baginya tak masalah harga turun. Selama ada yang beli, produksi bisa terus berjalan.

Sebuah proyek properti di Balikpapan yang terhenti pembangunannya.

Sektor Properti Minus, Migas dan Perkebunan Jalan Terus 

Relaksasi tak mampu dorong pembelian properti.