Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik dan Wali Kota Bontang, Basri Rase dalam HUT Kota Bontang.
Kabar Ibu Kota

Bontang, Kutim, dan Kubar

  • Catatan Rizal Effendi
Kabar Ibu Kota
Admin

Admin

Author

Catatan Rizal Effendi

 

KOTA Bontang dan tetangganya Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sama-sama merayakan hari jadi mereka ke-24, Kamis 12 Oktober lalu. Soalnya mereka berdua hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai Kartanegara. Termasuk juga Kabupaten Kutai Barat (Kubar). 

Tapi Kubar merayakan HUT ke-24 nya tanggal 5 November mendatang. Persiapan tengah dilakukan secara matang oleh Bupati Kubar  FX Yapan, SH. Sebab ada rencana Presiden Jokowi berkenan hadir. Tentu ini peristiwa luar biasa. Rasanya belum pernah Jokowi  datang ke pedalaman Mahakam.

Salah satu agenda yang disiapkan Kubar adalah penampilan tari adat secara kolosal yang mewarnai Festival Dahau Sendawar. Ada 750-an pelajar yang sudah dipilih sang koreografer, Hertalina. Mereka menampilkan tarian Dayak yang diramu dengan unsur etnis Jawa, Batak, Toraja, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Itu etnis yang dominan di Kubar.

“Kehadiran Bapak Presiden ke Kubar sangat penting terutama untuk melihat kemajuan pembangunan di Bumi Sendawar. Selain juga menerima pernyataan sikap masyarakat yang mendukung pembangunan IKN,” kata Yapan.

BACA JUGA:

Karena HUT Bontang dan Kutim bersamaan, Pj Gubernur Kaltim Dr Akmal Malik, M.Si terpaksa hanya bisa menghadiri yang di Bontang. Sedang di Sangatta, ibu kota Kutim, upacara dipimpin langsung oleh Bupati Drs H Ardiansyah Sulaiman, M.Si. Tapi keduanya sama-sama meriah.

Ini kunjungan pertama Akmal ke daerah tingkat II setelah ia dilantik menjadi Pj Gubernur Kaltim oleh Mendagri Tito Karnavian di Kemendagri Jakarta, Senin (2/10) lalu.

Akmal didaulat memimpin Upacara Peringatan HUT ke-24 Kota Bontang, yang berlangsung di Lapangan Bessai Berinta, Kamis (12/10) lalu.

Pj Gubernur tampil mengenakan baju adat taqwo berwarna hitam dan kopiah hitam dengan motif keemasan. Dia menjadi pusat perhatian. Sebagian besar undangan dan peserta upacara baru pertama kali melihat. “Saya pernah melihat beliau hanya di layar TV ketika menjadi Pj Gubernur Sulawesi Barat,” kata seorang undangan.

BACA JUGA:

Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri ini memang pernah bertugas di Sulbar satu tahun. Kemudian kembali ke Jakarta sampai akhirnya dipercaya kembali oleh Presiden Jokowi menjadi Pj Gubernur Kaltim. Jadi boleh dibilang dia pejabat eselon 1 di Kemendagri yang sampai dua kali menjadi Pj Gubernur.

Wali Kota Bontang  Basrie Rasse dan wakilnya Najirah mengaku senang Pj Gubernur bisa datang. “Alhamdulillah Bapak Pj Gubernur  berkenan menjadi inspektur upacara. Ini kebanggaan kita semua,” kata Najirah yang ditugasi mengantar langsung undangan ke Samarinda.

Salah satu atraksi menarik adalah penampilan dua ribu pelajar, yang terlibat dalam tarian jepen secara massal. Sangat atraktif dan penuh warna-warni.

Tari Jepen juga berkembang di Nusantara. Gerakannya hampir sama.  Tari Zapin di Sumatera, tari jeppeng bacukiki di Parepare, serta tari dana, tari bedana atau tari Zevin, yang semuanya berasal dari suku Melayu yang tinggal  tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lainnya.

BACA JUGA:

Tari jepen diiringi musik tradisional yang disebut tingkilan atau gambus. Ragam gerak dalam tari Jepen sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografis daerah. Di Kaltim, tari jepen diakui tari tradisional khas Kutai. Ada tari jepen eroh, ada juga tari jepen genjoh.

Akmal bersama Basrie, Najirah dan undangan lainnya ikut menari. Semua larut penuh kebahagiaan. Para penari juga tambah semangat. “Alhamdulillah para pemimpin kita juga bergabung, tanda mereka mencintai rakyatnya,” kata seorang undangan.

Berbagai acara memeriahkan HUT ke-24 Bontang digelar di berbagai tempat. Salah satu yang menjadi kado istimewa adalah dibukanya Cinema  XXI dengan 4 studio di Bontang Citimall (BCM). Boleh dibilang ini bioskop modern pertama di Kota Taman. “Asyik kita bisa menonton film bagus di bioskop yang bagus,” kata seorang warga.

DAPAT MOTOR  

Sementara itu upacara HUT ke-24 Kabupaten Kutim ditandai dengan penyerahan 350 unit kendaraan bermotor terdiri dari 200 motor merk KLX dan 150 motor Supra X. Penyerahan langsung dilakukan oleh Bupati Ardiansyah kepada petugas lapangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kutim.

Alhamdulillah kita dapat motor baru, terima kasih Pak Bupati, ini menjadi semangat baru kami untuk memotivasi petani agar terus meningkatkan produksi,” kata seorang petugas lapangan bersemangat.

BACA JUGA:

Menurut Kepala DTPHP Kutim Dyah Ratnaningrum, kendaraan itu diperuntukkan bagi seluruh petugas lapangan yang ada di 18 kecamatan. “Juga untuk teman-teman di UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di 5 zona, UPT Hortikultura yang ada di Rantau Pulung (Ranpul) serta UPT Balai Benih Tanaman Pangan dan  Padi Palawija,” tambahnya.

Dikatakan, Pemkab Kutim sangat memerhatikan kesejahteraan petugas di lapangan karena Kutim salah satu pusat pertanian di Kaltim. Rata-rata pendapatan petugas di lapangan antara Rp 8 juta sampai Rp 18 juta sebulan.

Bupati Ardiansyah bersama wakilnya, H Kasmidi Bulang  berkomitmen akan terus melakukan upaya pembangunan untuk menyejahterakan warga Kutim. “Dengan visi Menata Kutai Timur Sejahtera untuk Semua, Pemkab Kutim ingin menciptakan pembangunan yang dapat dinikmati untuk seluruh masyarakat,” kata Ardiansyah, yang bersama pejabat lainnya mengenakan baju takwo. 

Di tengah perayaan HUT ke-24, sejumlah gabungan mahasiswa di Kutim melaksanakan aksi demo dari simpang tiga Jl AW Syachranie menuju Bukit Pelangi, tempat upacara berlangsung.

BACA JUGA:

Di bawah komando korlapnya Zambohari, mereka mengajukan berbagai tuntutan ke Pemkab Kutim. Di antaranya  pengakuan terhadap masyarakat hukum adat, menghentikan relokasi tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), tindakan tegas terhadap perusak lingkungan, dan menghentikan serapan APBD yang terbuang sia-sia bukan untuk kemaslahatan masyarakat.

Ada yang perlu diketahui Pj Gubernur Akmal. Barangkali melalui tangannya bisa diselesaikan persoalan yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Meski Bontang dan Kutim bersaudara, toh ada sengketa di antara mereka yang terjadi berlarut-larut selama 18 tahun.

Ini berkaitan sengketa batas wilayah. Bontang dan Kutim memperebutkan dusun atau kampung bernama Sidrap. Waktu Pilkada sebagian besar warga Sidrap ikut mencoblos ke TPS Bontang, meski wilayahnya secara resmi berada di Kutim. Kebetulan posisi Sidrap memang lebih dekat ke Bontang.  `

Pemkot Bontang melalui kuasa hukumnya Hamdan Zoelva melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan Mahkamah Agung (MA) untuk memenangi perebutan Kampung Sidrap. Jika sengketa ini tidak juga selesai, bakalan ribut lagi di Pilpres dan Pileg, pada Februari tahun depan. ***

(Wartawan senior Kaltim, Wali Kota Balikpapan 2011-2021)