Ekspor Langsung ke China, Wali Kota Berharap Tingkat Nilai Ekspor
- IBUKOTAKINI.COM – Pemerintah Kota Balikpapan mengharapkan ekspor langsung dari Balikpapan ke China dapat meningkatkan nilai ekspor. Pasalnya, saat ini fasilitas
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM – Pemerintah Kota Balikpapan mengharapkan ekspor langsung dari Balikpapan ke China dapat meningkatkan nilai ekspor. Pasalnya, saat ini fasilitas untuk ekspor melalui Terminal Cargo Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMSS) Balikpapan.
Hal ini diungkapkan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud dalam pelepasan Ekspor Langsung Perdana Kepiting ke China di Terminal Kargo Bandara SAMSS Balikpapan pada Sabtu, 23 Mei 2022.
Wali Kota Rahmad Mas’ud mengapresiasi berbagai pihak yang mewujudkan kegiatan ekspor langsung dari Balikpapan menuju China. Beliau berharap dengan berbagai fasilitas yang diberikan berbagai instansi, bisa memicu gairah pengusaha dalam melakukan ekspor keluar negeri.
“Kita berharap lebih meningkat lagi. Karena peluang sekarang (lebih terbuka) dengan adanya fasilitas dan sarana, sehingga bisa direct call. Ini memudahkan dan menguntungkan pengusaha karena direct call (menghemat) cost dan waktu,” ucap Wali Kota.
Dengan waktu dan biaya yang lebih hemat, beliau berharap adanya peningkatan ekpsor. “Mislanya dari 5 ton bisa jadi 10 ton. Apalagi penerbangan langsung ke Shenzen, kurang lebih hanya 4 jam,” kata beliau.
- Ikuti Arabian Travel Market, RI Berpotensi Raup Devisa Rp225 Miliar - ibukotakini.com
- https://ibukotakini.com/read/duta-lingkungan-hidup-komitmen-membangun-generasi-muda-peduli
- Direct Call Ekspor Perikanan ke China Resmi Dibuka - ibukotakini.com
Saat ini Kalimantan Timur tercatat sebagai daerah nomor dua di Indonesia yang melakukan ekspor kepiting. Dengan peluang dan sarana yang sudah terbuka, beliau berharap bisa menjadi nomor satu.
“Kalau melihat peluang mestinya bisa (jadi nomor satu). Apalagi ada pengusaha Kaltim yang mau menyeberang (ekspansi) ke Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah bisa diajak bermitra,” imbuhnya.
Menurut Wali Kota, ekspor langsung dari Balikpapan bisa dilaksanakan atas kerja keras berbagai pihak. Seperti Bea Cukai dan Balai Karantina yang memudahkan pengusaha dengan fasilitas dan proses sertifikasi.
“Termasuk terima kasih kepada My Indo Airlines yang melayani penerbangan ini. Kita berharap ke depan direct call tidak hanya seminggu sekali,” pungkas Wali Kota.
Dalam kesempatan itu Plt Sekda Prov Kaltim, Riza Indra Riadi mengapresiasi langkah-langkah para pelaku usaha dengan dukungan pemerintah daerah untuk bisa go internasional.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengucapkan selamat dan sukses terlaksananya pelepasan direct call ekspor Kepiting Bakau ini ke Shenzen, Tiongkok. Semoga lebih banyak lagi pelaku usaha di bidang perikanan dan kelautan yang mampu mengikuti jejak ekspor langsung ini,” kata Riza Indra Riadi.
Menurut Riza selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim, komoditi kelautan dan perikanan sering dihadapkan pada banyak persoalan dan kendala, seperti soal harga yang tidak stabil, masalah lingkungan hidup dan lain-lain. Akan tetapi komoditi kelautan dan perikanan masih sangat prospektif di Kaltim.
“Utamanya sebagai sektor yang bisa diandalkan bersama sektor pertanian dan pariwisata sebagai pengganti sektor migas dan batubara yang merupakan salah satu sumber daya alam (SDA) tidak dapat diperbarui (unrenewable resources) yang suatu saat potensinya akan habis,” jelas Riza.
Dalam kesempatan itu Direktur CV Tiga A, Maryono mengatakan pihaknya telah memulai kegiatan ekspor sejak tahun lalu. Pada Maret 2021 lalu, perusahaannya mengirimkan ikan ke Shanghai sebanyak 5 ton. Namun sebulan kemudian kegiatan itu terhenti akibat kebijakan lockdown.
Kemudian pada Mei 2021, tujuan ekspor dipindahkan ke Guangzhao. Belakangan pemerintah China juga mengenakan kebijakan lockdown. Hingga akhirnya tujuan ekspor pindah ke Shenzen.
“Untuk memastikan kepiting dalam kondisi segar, kami punya unit pengelolaan karena pengiriman ke China cukup ketat, sehingga kemasan dan mutu jaminan sangat diperlukan,” kata Maryono.
CV Tiga A mengumpulkan bahan baku dari petambak kepiting di berbagai daerah di Kaltim. “Jika dulu nelayan mencari pembeli, maka sekarang pembeli yang mencari nelayan untuk memenuhi barang,” imbuh Maryono.