KNKT Ungkap Penyebab Kecelakaan Truk Turunan Muara Rapak pada Kamis (23/6/2022)
Kabar Ibu Kota

KNKT Ungkap Penyebab Kecelakaan Truk Turunan Muara Rapak

  • IBUKOTAKINI.COM – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap penyebab kecelakaan truk jalan turunan simpang Muara Rapak, pada 21 Januari 2022 la
Kabar Ibu Kota
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap penyebab kecelakaan truk jalan turunan simpang Muara Rapak, pada 21 Januari 2022 lalu. 

Ketua KNKT Soerjanto Tjahyono mengatakan bahwa simpang Muara Rapak merupakan jalanan dengan geometrik menurun yang dikenal kerap memakan korban akibat tingginya angka kecelakaan lalu lintas dalam beberapa tahun terakhir. 

“Tercatat sebanyak 13 kasus kejadian di lokasi tersebut dalam rentang waktu tahun 2009-2022,” kata Soerjanto Tjahyono dalam Media Release yang digelar KNKT di Auditorium Kantor Wali Kota Balikpapan, Kamis (23/6/2022).

Kecelakaan terbaru terjadi pada tanggal 21 Januari 2022 sekitar pukul 05.30 WIB yang dialami oleh satu unit mobil truk dengan nomor polisi KT 8534 AJ. Kejadian tersebut disertai dengan maraknya video yang beredar luas di sosial media dan menyita perhatian publik. Dalam video tersebut jelas memperlihatkan saat truk meluncur menghantam beberapa kendaraan lain yang berada di persimpangan.

Melihat peristiwa tersebut, KNKTmerespon secara cepat dengan mengirimkan sebanyak tiga investigator moda Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) turun ke lapangan. Informasi yang didapat bahwa truk berasal dari Pulau Balang KM 13, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara hendak menuju Kampung Baru Balikpapan Barat dengan membawa peti kemas 20 feet yang berisi 20 ton kapur pembersih air

Diketahui sebelum melalui jalan menurun pengemudi menggunakan gigi persnelling antara 4-5 sambil beberapa kali melakukan pengereman. Sesaat memasuki Kota Balikpapan di Simpang Muara Rapak, 200 meter mendekati persimpangan pengemudi mencoba melakukan pengereman namun pedal rem terasa keras sehingga rem tidak dapat bekerja. Truk meluncur cepat dan tidak dapat dikendalikan hingga menabrak 4 unit mobil dan 14 unit sepeda motor.

Truk akhirnya berhenti setelah menabrak beton pembatas jalab (kerb) yang berjarak ± 100 meter dari tabrakan beruntun. Peningkatan fatalitas korban pada kecelakaan ini terjadi karena tidak tersedianya jalur penyelamat pada jalan menurun, serta penggunaan perisal besi pada bagian depan truk yang meningkatkan daya rusak saat truk menabrak kendaraan lainnya. Akibat dari kecelakaan ini sebanyak 4 korban jiwa meninggal dunia dan 14 orang luka-luka.

Menurut Soerjanto Tjahyono, dari temuan yang didapat dari hasil investigasi dan analisis yang telah KNKT lakukan. Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan yaitu penggunaan gigi tinggi pada jalan menurun yang memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang kali dan hal ini beresiko menurunkan tekanan angin pada tabung angin rem. 

“Kondisi kendaraan di mana celah antara kampas dengan tromol di atas ambang batas yang ditetapkan. Pada saat memasuki Simpang Muara Rapak, tekanan angin pada tabung angin rem hanya sisa 5 bar dan hal ini yang menyebabkan pengemudi tidak mampu melakukan pengereman kendaraan sehingga kecelakaan itu terjadi,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, KNKT menerbitkan rekomendasi kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVII Provinsi Kaltim Kaltara, Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XII Provinsi Kaltim Kaltara, Pemerintah Kota Balikpapan, DPD Aptrindo Kaltim Kaltara, dan Institute Teknologi Kalimatan (ITK).