
Mengenal Kartini Dari 3 Film Berikut Ini
- Kartini memiliki pandangan yang progresif tentang pendidikan dan perjuangan hak-hak perempuan.
Tren
JAKARTA - Raden Ajeng Kartini atau R.A Kartini adalah seorang tokoh perempuan yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Lahir pada tanggal 21 April 1879 di desa Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Kartini tumbuh dalam lingkungan keluarga bangsawan Jawa yang taat beragama.
Meskipun demikian, Kartini memiliki pandangan yang progresif tentang pendidikan dan perjuangan hak-hak perempuan. Salah satu hal yang membuat Kartini menjadi ikon perjuangan adalah surat-surat yang ditulisnya, yang kemudian dikenal sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang."
Dalam surat-surat tersebut, Kartini mengungkapkan pemikirannya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan dan keinginannya untuk membebaskan perempuan Jawa dari tradisi yang membatasi.
Selain pendidikan, Kartini juga memperjuangkan hak-hak perempuan. Ia menentang praktik poligami dan perjodohan yang sering kali merugikan perempuan. Kartini bermimpi untuk memberikan perempuan akses yang sama dengan laki-laki dalam bidang pendidikan dan kesempatan untuk mengembangkan diri mereka sesuai potensi masing-masing.
Setiap tanggal 21 April, Indonesia merayakan Hari Kartini untuk mengenang jasa dan perjuangannya. Peringatan juga menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia, terutama perempuan, untuk mengingat semangat dan idealisme Kartini dalam memajukan pendidikan dan kesejahteraan perempuan di Indonesia.
BACA JUGA:
- Hoaks: IKN akan Tenggelam Akibat Semburan Lumpur Bercampur Gas - ibukotakini.com
- Pasca Kebakaran, Camat Tenggarong Dorong Pembangunan Kantor Baru Kelurahan Maluhu - ibukotakini.com
- Otorita Persiapkan Fasilitas Layanan Kesehatan di Ibu Kota Nusantara - ibukotakini.com
Berikut ini TrenAsia.com merangkum 3 film yang bisa mambantu Anda mengenal lebih dekat sosok R.A Kartini.
1. R.A. Kartini (1982)
Film perdana yang menceritakan kisah Kartini adalah "R.A. Kartini" yang dirilis pada tahun 1982. Dalam produksi yang disutradarai oleh Sjumandjaja tersebut, Yenny Rachman, Bambang Hermanto, dan Adi Kurdi menjadi pemeran utamanya.
Film ini menggambarkan perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Plotnya berfokus pada kehidupan Kartini dari masa mudanya hingga dewasa. Sebuah momen yang mengharukan terjadi dalam film ini saat Kartini menghembuskan napas terakhirnya pada usia 25 tahun.
2. Surat Cinta Untuk Kartini (2016)
Film "Surat Cinta Untuk Kartini" yang dirilis pada tahun 2016 menawarkan pandangan yang berbeda. Film ini, arahan Azhar Kinoi Lubis, mengeksplorasi kehidupan Kartini melalui perspektif seorang kurir yang mengantar surat.
Diperankan oleh Chiccho Jerikho, kurir tersebut, bernama Sarwadi, ditugaskan untuk mengirim surat Kartini pada hari pertamanya bekerja. Meskipun Kartini sering kali dikritik karena pandangannya yang dianggap aneh, Sarwadi, yang baru saja pindah dari Semarang ke Jepara, jatuh cinta pada Kartini. Ia bahkan mengirimkan anak perempuannya, Ningrum (diperankan oleh Christabelle Grace Marbun), untuk belajar di sekolah Kartini.
3. Kartini (2017)
Kembali pada tahun 2017, Hanung Bramantyo mempersembahkan film "Kartini" dengan Dian Sastrowardoyo sebagai pemeran Kartini. Cerita film ini mirip dengan film "R.A. Kartini" tahun 1982.
Film ini mengambil latar pada awal abad ke-20, di mana Indonesia masih di bawah penjajahan Belanda. Wanita pada masa itu tidak diperbolehkan untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi.
Mereka hanya dianggap cocok menjadi istri dari keluarga bangsawan. Namun, Kartini memiliki pandangan yang berbeda. Ia tidak setuju dengan pemikiran bahwa pendidikan hanya untuk kaum pria.
Pengalaman ibunya, Ngasirah (diperankan oleh Christine Hakim), yang dianggap terbuang karena tidak memiliki darah bangsawan, mempengaruhi tekad Kartini untuk memperjuangkan kesetaraan dan pendidikan bagi wanita dan kaum miskin.
Kartini bekerja bersama dua saudarinya, Roekmini (diperankan oleh Acha Septriasa) dan Kardinah (diperankan oleh Ayushita), dalam memperjuangkan tujuan tersebut.***