Washington Post Ungkap 40 Tembakan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan
- IBUKOTAKINI.COM – Hampir sepekan sejak tragedi Kanjuruhan berlangsung, mata internasional masih tertuju di Malang, Jawa Timur. Salah satu medi massa
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM – Hampir sepekan sejak tragedi Kanjuruhan berlangsung, mata internasional masih tertuju di Malang, Jawa Timur. Salah satu medi massa paling berpengaruh di dunia, The Washington Post melansir hasil ‘penyelidikannya’ terkait tragedi terbesar dalam sejarah sepakbola dunia itu.
Salah satu koran paling tua di Amerika itu menurunkan liputan hari ini dengan judul tajam “How police action in Indonesia led to a deadly crush in the soccer stadium”.
The Post mengawali tulisannya dengan menggambarkan rentetan besar amunisi gas air mata yang ditembakkan polisi Indonesia ke arah penggemar sepak bola.
“Rentetan itu mendorong kehancuran fatal di Malang akhir pekan lalu yang menewaskan sedikitnya 130 orang, penyelidikan Washington Post menunjukkan penembakan setidaknya dilakukan sebanyak 40 amunisi ke kerumunan dalam rentang waktu 10 menit,” tulis The Post, Kamis 6 Oktober 2022.
BACA JUGA:
- Tragedi Kanjuruhan: YLBHI Menduga Penggunaan Kekuatan yang Berlebihan - ibukotakini.com
- Tragedi Kanjuruhan: Kesaksian Suporter yang Selamat - ibukotakini.com
- Tragedi Kanjuruhan: Korban Meninggal Capai 153 Orang - ibukotakini.com
The Post menyebut aksi itu “melanggar protokol nasional dan pedoman keamanan internasional untuk pertandingan sepak bola,” membuat para penggemar mengalir ke pintu keluar.
Koran milik Jeff Bezos itu juga menyebut banyak penggemar diinjak-injak sampai mati, atau terluka fatal akibat terbentur dinding dan gerbang logam karena beberapa pintu keluar ditutup.
The Post meneliti lebih dari 100 video dan foto, wawancara dengan 11 saksi dan analisis oleh para ahli pengendalian kerumunan dan pendukung hak-hak sipil.
Bukti-bukti dan kesaksian para penggemar sepakbola mengungkapkan bagaimana penggunaan gas air mata oleh polisi sebagai respons terhadap penggemar yang memasuki lapangan.
Hingga Kamis (6/10/2022), para pejabat Indonesia mengatakan 131 orang telah meninggal, termasuk 40 anak-anak. Kelompok-kelompok hak asasi manusia, termasuk Amnesty International Indonesia, mengatakan jumlah korban di kabupaten Malang di Indonesia bisa mencapai 200 orang. ###