logo
Foto: Wakil Gubernur Kalimantan Timur Seno Aji berkunjung ke Kampung Kopi Luwak di Desa Prangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kabar Ibu Kota

Kopi Luwak Prangat Baru Jadi Primadona Kaltim

  • Harga Tembus Rp5 Juta per Kilogram
Kabar Ibu Kota
Robi Sugiarto

Robi Sugiarto

Author

IBUKOTAKINI.COM – Kalimantan Timur kini memiliki peluang ekonomi baru dari sektor perkebunan kopi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Kampung Kopi Luwak di Desa Prangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Areal perkebunan ini saat ini telah mencapai 35 hektare, meski tidak seluruhnya ditanami kopi.

Ketua Kelompok Tani Kampung Kopi Luwak, Rindoni, menjelaskan bahwa kebun kopi tersebut juga ditanami tanaman tumpangsari seperti buah-buahan dan karet. Tanaman ini penting untuk menjaga ekosistem luwak yang menjadi bagian dari proses produksi kopi luwak.

“Produksi murni kopi luwak kami bisa mencapai Rp5 juta per kilogram. Sedangkan untuk varian proses seperti Honey, Natural, dan Full Wash, harganya berkisar Rp800 ribu per kilogram,” ungkap Rindoni.

Tak hanya kopi luwak, kelompok tani ini juga mengembangkan varietas kopi liberika lokal dengan nama Doni 1, Doni 2, dan Doni 3. Inovasi ini memperluas potensi kebun menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat.

BACA JUGA:

https://ibukotakini.com/read/diskon-bphtb-untuk-warga-berpenghasilan-rendah

Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, yang berkunjung ke lokasi pada Minggu, 25 Mei 2025, menyampaikan kekagumannya atas pengembangan kopi di wilayah tersebut. Ia berharap Kopi Luwak Prangat Baru dapat menjadi identitas kopi unggulan dari Kalimantan Timur.

“Saya sangat senang dan tertarik. Mudah-mudahan ke depan, Kopi Luwak Prangat Baru bisa menjadi identifikasi kopi dari Indonesia, dan tentu membanggakan Kutai Kartanegara,” ujar Seno Aji usai menikmati seduhan kopi di lokasi.

Melihat potensi besar tersebut, Seno Aji mendorong pembentukan komunitas dan klaster perkebunan kopi di Kaltim. Menurutnya, hal ini penting untuk memperkuat brand image Kaltim sebagai penghasil kopi liberika terbaik di Indonesia.

BACA JUGA:

https://ibukotakini.com/read/dprd-bersama-pemkot-balikpapan-revisi-perda-pajak-dan-retribusi

“Hasil buahnya lebih besar dan rasanya lebih bagus. Mudah-mudahan ini bisa dikembangkan sebagai kopi identik Kaltim yang mampu menembus pasar nasional hingga internasional,” harap Seno Aji dalam pernyataan resmi.

Wagub juga mengajak perusahaan-perusahaan tambang di sekitar wilayah tersebut untuk mendukung pengembangan kopi melalui program CSR. “Pemprov Kaltim akan membantu penyiapan bibit dan pemupukan. Kami siap bersama petani untuk memastikan mereka sejahtera dan panennya maksimal,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara, Sunggono, menyatakan bahwa wilayah Marangkayu memang telah disiapkan sebagai kawasan pengembangan industri dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kukar.

“Memang perkebunan kopi belum masuk dalam program hilirisasi RPJMD, tapi karena prospeknya sangat menjanjikan, Pak Bupati memberikan perhatian khusus. Bahkan beliau sudah 15 kali berkunjung ke Kampung Kopi Luwak ini,” ungkapnya.

Menariknya, pengembangan kopi di Kukar juga mendapat dukungan dari dunia pendidikan. SMK 2 Sebulu menjadi sekolah pionir yang memiliki program khusus pengolahan kopi, mulai dari budidaya hingga penyajian. ***